Puisi ini dipetik dari ruangan Sastera Budaya dalam akhbar Mingguan Malaysia yang bertarikh 27 Disember 2009.
AROMA
Ketika kau melalui lorong ini
kau akan tercium aroma yang
tak mungkin dapat kau lupakan
ia bukan aroma bunga-bunga
yang selalu kau petik untuk
menjadi dandan sanggulmu
bukan juga aroma adunan
kuih yang dibakar di dapur
ibumu; berbau manis rangup
bukan juga aroma yang melekat
di cawan tehmu ketika kau hirup
lazatnya rasa daun teh yang harum
dan tentunya bukan aroma
dari wewangian tubuhmu
yang menggoda setiap kekasih
untuk menyatakan cinta kasih
yang sentiasa merekah seperti delima
ia aroma manis yang adakalanya
kita cium dari kubur-kubur
yang berbau kemboja
malaikat-malaikat yang berbau syurga
kemenyan talkin di batu-batu nisan
kau tentunya mengatakan ia aroma kuburan
tetapi aku mengatakan ia aroma cinta
lewat lorong sunyi yang tidak kita kenal
ia aroma yang mengiringi
perjalanan kita
di pasir batu laut dan lumpur
kau mengatakan ia aroma selut
tetapi aku tetap mengatakannya
aroma cinta; yang manis di kuburan kita.
S.M. Zakir
Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
Friday, January 8, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
ijat~mendalam gile..nice oneZ!
thumbs up!
i thought i am the only one yg perasan and suka dengan sajak ni.huhu.
Post a Comment